Upaya Palestina Jadi Anggota Tetap Organisasi Internasional Bisa Kembali Terjegal Veto AS

Upaya Palestina Jadi Anggota Tetap Organisasi Internasional Bisa Kembali Terjegal Veto AS


Palestina Pada Pada saat ini sedang berupaya meraih standing anggota tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa (Organisasi Internasional).

Sekalipun, upaya mereka disebut kemungkinan besar kembali terjegal veto Amerika Serikat.


Pekan lalu, Organisasi Internasional merilis resolusi terkait standing anggota Palestina usai Dewan Keamanan menolak pengajuan negara ini menjadi anggota.

Sejak 2012, Palestina menjadi pengamat tetap di Organisasi Internasional. Melalui resolusi baru, peluang Palestina menjadi anggota tetap Organisasi Internasional terbuka.

Salah satu Skor dalam resolusi itu mendesak Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan kembali keputusan terkait pengajuan keanggotaan Palestina.

Setelah resolusi keluar, Duta Besar Palestina di Organisasi Internasional Riyad Mansour mengatakan Nanti akan mengajukan kembali untuk menjadi anggota penuh.

Sekalipun, Sebanyaknya pengamat menduga AS Nanti akan kembali memveto saat pemungutan suara Dewan Keamanan berlangsung.

Pengamat Politik Luar Negeri dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, meyakini AS Nanti akan menggunakan hak Unggul untuk mengacaukan Pemungutan Suara di DK Organisasi Internasional.

“Patut diduga, Amerika Serikat Nanti akan mempertanyakan kredibilitas negara Palestina, yang dalam pandangan Washington, sangat tidak layak menjadi anggota Organisasi Internasional,” kata Rezasyah kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/5).

Lebih lanjut, Ia menerangkan AS Nanti akan menggunakan dalih batas-batas wilayah Palestina yang mengecil dan dipermasalahkan serta jumlah penduduk.

Palestina Bahkan dianggap belum mampu membentuk sistem pemerintahan yang demokratis, kuat, bersatu, efektif, berkelanjutan, dan mewakili semua kekuatan sosial Kearifan Lokal dalam masyarakat.

Rezasyah Bahkan menerangkan upaya diplomatik Palestina di kancah world Nanti akan menjadi catatan AS untuk menolak mereka menjadi anggota.

Di sisi lain, dukungan terhadap Palestina di inside Dewan Keamanan Organisasi Internasional Bahkan terpecah.

AS, Inggris, dan Prancis merupakan sekutu dekat serta pendukung kuat Israel, sementara Rusia dan China berpihak ke Palestina.

Dengan kondisi semacam itu, sidang DK Organisasi Internasional kemungkinan bakal berjalan sengit.

“Sangatlah sulit menjamin keberhasilan Palestina untuk menjadi anggota Organisasi Internasional ke-194,” ucap Rezasyah.

Pembahasan Palestina untuk menjadi anggota penuh Organisasi Internasional muncul di tengah agresi Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

Imbas agresi Israel, nyaris 35.000 warga di Palestina meninggal mayoritas anak dan perempuan.



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *