NASA Bagikan Momen ‘Tersedot’ ke Dalam Lubang Hitam Raksasa
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) membagikan momen ‘tersedot’ masuk ke dalam lubang hitam atau black gap. Bagaimana rasanya?
Lubang hitam merupakan objek astronomi dengan tarikan gravitasi yang sangat kuat sehingga tidak ada satu pun, bahkan cahaya yang bisa lolos darinya.
Berbeda dari begitu, berkat bantuan tremendous komputer NASA baru-baru ini bisa mengajak siapapun yang ingin mencoba ‘tersedot’ ke dalam lubang hitam.
“Di waktu ini Bahkan, berkat visualisasi baru yang imersif yang dihasilkan oleh superkomputer NASA, pemirsa dapat terjun ke cakrawala peristiwa (occasion horizon), titik tanpa jalan kembali dari lubang hitam,” demikian keterangan NASA, mengutip laman resminya, Rabu (8/5).
Dalam visualisasi penerbangan Ke arah lubang hitam supermasif ini, NASA menyoroti banyak fitur menarik yang dihasilkan oleh efek relativitas umum di sepanjang jalan.
Dibuat dengan superkomputer NASA, simulasi ini melacak sebuah kamera yang mendekat, mengorbit sebentar, dan kemudian melintasi cakrawala peristiwa, sebuah titik yang tak bisa kembali dari lubang hitam raksasa seperti yang ada di pusat galaksi kita.
“Orang-orang sering bertanya tentang hal ini, dan simulasi proses yang sulit dibayangkan ini Membantu saya menghubungkan matematika relativitas dengan konsekuensi nyata di alam semesta,” kata Jeremy Schnittman, astrofisikawan di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA yang menciptakan visualisasi tersebut.
“Jadi saya mensimulasikan dua skenario yang berbeda, satu di mana kamera sebagai pengganti astronaut yang berani meleset dari cakrawala kejadian dan meluncur kembali, dan satu lagi di mana kamera melewati batas, menentukan nasibnya,” lanjut Ia.
Visualisasi itu tersedia dalam berbagai bentuk. Video penjelas berfungsi sebagai panduan, menerangi efek aneh dari teori relativitas umum Einstein.
Versi yang ditampilkan sebagai video 360 derajat memungkinkan pemirsa melihat ke sekeliling selama perjalanan, sementara versi lainnya ditampilkan sebagai peta langit yang datar.
Untuk menciptakan visualisasi, Schnittman bekerja sama dengan sesama ilmuwan Goddard, Brian Powell, dan menggunakan superkomputer Uncover di Pusat Simulasi Iklim NASA.
Proyek ini menghasilkan sekitar 10 terabyte knowledge dan memakan waktu sekitar 5 hari dengan hanya menggunakan 0,3 persen dari 129.000 prosesor Uncover. Bila menggunakan laptop computer biasa, proses ini bisa memakan waktu Sampai sekarang puluhan tahun.
Tujuannya Merupakan lubang hitam supermasif dengan massa 4,3 juta kali massa Matahari, setara dengan monster yang berada di pusat galaksi Bima Sakti.
“Bila Anda punya pilihan, Anda ingin jatuh ke dalam lubang hitam supermasif,” jelas Schnittman.
“Lubang hitam bermassa bintang, yang memiliki massa sekitar 30 massa matahari, memiliki cakrawala kejadian yang jauh lebih kecil dan gaya pasang surut yang lebih kuat, yang dapat mencabik-cabik objek yang mendekat sebelum sampai ke cakrawala,” lanjut Ia.
Hal ini terjadi karena tarikan gravitasi di ujung objek yang lebih dekat ke lubang hitam jauh lebih kuat daripada di ujung lainnya. Objek yang jatuh Berencana meregang seperti mie, sebuah proses yang disebut para astrofisikawan sebagai spaghettifikasi.
Infografis Fakta-fakta Soal Lubang Hitam (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)
|
Berlanjut ke halaman berikutnya…
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA