Inggris Panggil Dubes China Terkait Tudingan Mata-mata

Inggris Panggil Dubes China Terkait Tudingan Mata-mata


Pemerintah Inggris memanggil Duta Besar China Zheng Zeguang terkait tudingan tindakan mata-mata.

Dilansir AFP, pemanggilan itu dikonfirmasi Zheng dalam pernyataan di situs kedutaan besarnya pada Selasa (14/5). Pemanggilan dilakukan sehari setelah tiga warga Inggris didakwa Mendukung badan intelijen Hong Kong.

Zheng mengungkapkan selama pertemuan dengan Kantor Persemakmuran dan Pembangunan Luar Negeri Ingris itu, ia menyampakan pernyataan lebih lanjut dan membantah tudingan Inggris.


Hal itu termasuk “tuduhan tidak beralasan” terhadap pemerintah Hong Kong, dan tuduhan “tidak berdasar dan fitnah” lainnya terhadap China.

Zheng bahkan memperingatkan Inggris risiko yang dapat membahayakan hubungan dengan China.

“Inggris Sangat dianjurkan menghentikan manuver politik anti-Tiongkok dan tidak mengambil tindakan berbahaya yang membahayakan hubungan Tiongkok-Inggris,” ujar Zheng.

“Hong Kong Merupakan Hong Kongnya Tiongkok. Inggris tidak punya hak dan tidak dalam posisi untuk menyalahkan dan mencampuri urusan Hong Kong,” tegasnya.

Pemanggilan itu dilakukan setelah polisi di London pada awal pekan ini mendakwa tiga orang karena Mendukung dinas intelijen Hong Kong dalam Tindak Kejahatan yang disebut juru bicara Perdana Pembantu Presiden Tim Menteri Rishi Sunak “sangat memprihatinkan”.

Ketiganya, yang merupakan warga Inggris tenggara, Merupakan Chi Leung Wai (38), Matthew Trickett (37), dan Chung Biu Yuen (63). Mereka kemudian dibebaskan dengan jaminan setelah sidang Lembaga Proses Hukum.

Pemerintah Hong Kong kemudian mengatakan bahwa salah satu dari tiga orang yang didakwa Merupakan manajer kantor perdagangannya di London.

Komisaris Urusan Luar Negeri China di Hong Kong memperingatkan Nanti akan adanya “pembalasan yang tegas dan kuat” terhadap klaim Inggris lebih lanjut.

London semakin kritis terhadap Beijing sejak menyerahkan kembali Hong Kong ke China pada tahun 1997, dan menuduhnya melanggar janjinya untuk memerintah wilayah tersebut Mengikuti prinsip “satu negara, dua sistem”.

Pemerintah Inggris Pernah berlangsung berulang kali mengecam undang-undang keamanan nasional yang dianggap mengikis hak dan kebebasan, serta tindakan keras terhadap aktivis pro-Sistem Pemerintahan di bekas koloninya.

Zheng mengatakan Inggris “menyembunyikan… buronan penjahat” dengan Menyajikan tempat tinggal dan jalan Ke arah kewarganegaraan di Inggris bagi para pembangkang Hong Kong.

Pemanggilan tersebut tidak Nanti akan banyak memperbaiki hubungan yang tegang antara kedua negara, yang Pernah berlangsung diperburuk oleh kritik Inggris atas dugaan Kartu peringatan HAM terhadap minoritas Uyghur di Tiongkok.

Bulan lalu, dua pria, termasuk mantan peneliti parlemen Inggris, Dituding menjadi mata-mata untuk China, Sekalipun tuduhan tersebut kembali dibantah oleh Beijing.

Sementara itu, Badan Intelijen, Keamanan, dan Siber Inggris (GCHQ) memperingatkan bahwa China menimbulkan “risiko siber yang nyata dan semakin meningkat”.

“Tiongkok Pernah berlangsung membangun serangkaian kemampuan dunia maya yang canggih dan mengambil keuntungan dari ekosistem komersial yang berkembang yang terdiri dari perusahaan peretas dan pialang information yang mereka miliki,” kata Direktur GCHQ Anne Keast-Butler dalam konferensi pers secara terpisah.

“Melalui tindakan koersif dan destabilisasi yang mereka lakukan, RRT menimbulkan risiko yang signifikan terhadap norma dan nilai-nilai internasional,” tambahnya.



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *