BMKG Rekomendasi Modifikasi Cuaca di Sumbar Kurangi Potensi Bencana

BMKG Rekomendasi Modifikasi Cuaca di Sumbar Kurangi Potensi Bencana


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekomendasikan untuk segera dilakukan Teknologi Baru modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi potensi hujan deras dan kebencanaan di wilayah Sumatera Barat (Sumbar).

“Berdasarkan hasil analisa dan kondisi yang terjadi di Sumatera Barat saat ini, rekomendasi kami memohon kepada pihak berwenang untuk segera melakukan TMC,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Minggu (12/5) malam.


Ia menjelaskan sebagaimana pengalaman yang dilakukan sebelumnya, modifikasi cuaca dengan cara menabur zat NaCl ke langit menggunakan pesawat tersebut merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan potensi awan penghujan.

BMKG menilai upaya tersebut perlu juga diterapkan di Sumatera Barat yang berdasarkan hasil analisa cuaca diprakirakan hingga 22 Mei 2024 berpotensi diguyur hujan intensitas sedang hingga sangat deras.

Dwikorita mengatakan kondisi cuaca tersebut sebelumnya telah terdeteksi oleh BMKG sejak 8 Mei 2024. Bahkan menurut dia, puncaknya telah memicu bencana Bencana Banjir disertai tanah longsor dengan dampak kerusakan parah di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang, pada Sabtu (11/5) malam.

Dari hasil analisa BMKG mendapati Kejadian Luar Biasa Sirkulasi Sinklonik atau pembentukan awan dan belokan angin lokal di Sumatera Barat turut berkontribusi derasnya intensitas hujan hingga mencapai lebih dari 300 mm di wilayah itu.

“Dengan demikian TMC diharapkan tidak semakin memperluas jangkauan dan memperparah dampak bencana sekaligus menunjang kelancaran upaya penanggulangan dampak bencana yang sedang dilangsungkan saat ini,” kata mantan rektor Universitas Gadjah Mada ini.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kecamatan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang dilanda Bencana Banjir Besar bercampur materials lahar pada Sabtu (11/5) malam.

Bencana tersebut dilaporkan menimbulkan dampak kerusakan yang cukup serius. Pusdalops BNPB mencatat sampai dengan Minggu (12/5) pukul 16.40 WIB ada sebanyak 27 orang korban warga di tiga daerah tersebut meninggal dunia, lebih dari 200 orang warga mengungsi, dan lebih dari 100 unit rumah dan puluhan fasilitas publik rusak.

Selain itu, juga menimbulkan tanah longsor hingga memutus jalan dan melumpuhkan arus lalu lintas. Di antaranya seperti di wilayah Malalak Kabupaten Agam (Jalan Penghubung Padang-Bukit Tinggi), Sitinjau Lauik Kabupaten Tanah Datar (Jalur penghubung Padang – Solok). Jalan Lembah Anai (jalur penghubung Bukit Tinggi-Padang).

BNPB memastikan Skuad petugas gabungan masih melakukan upaya penanggulangan dampak bencana sehingga knowledge jumlah korban jiwa maupun dampak kerusakan lainnya masih dapat bertambah.

Pemicu Bencana Banjir lahar dingin di 3 Wilayah Sumbar

Pada kesempatan itu, Dwikorita mengatakan intensitas hujan yang sangat deras dan berdurasi panjang menjadi pemicu utama Bencana Banjir Besar bercampur lahar gunung yang melanda tiga kabupaten/kota di Sumbar.

Dia bilang berdasarkan analisa per tanggal 8 Mei 2024 sudah ditemukan potensi hujan intensitas sedang hingga sangat deras dapat mengguyur wilayah Sumatera Barat.

“Potensi hujan yang demikian itu teramati dapat berlangsung secara lebih intensif oleh karena ada Kejadian Luar Biasa Sirkulasi Sinklonik, atau pembentukan awan dan belokan angin lokal,” ujarnya.

Merespons hal itu maka, ia menyebutkan, Skuad Meteorologi BMKG pada hari yang sama langsung menerbitkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana hidro-meteorologi seperti Bencana Banjir, longsor dan seterusnya di Sumatera Barat.

Dalam peringatan dini tersebut BMKG meminta masyarakat di Sumatera Barat, khususnya di daerah rawan bencana seperti pesisir, pegunungan, perbukitan waspada cuaca ekstrem mulai dari tanggal 9-12 Mei 2024.

“Dari rentetan ini puncaknya terjadi kemarin (Sabtu, 11/5) hujan berlangsung mulai dari sore hingga malam di atas 150/200 mm sehingga Bencana Banjir Besar diikuti oleh lahar melanda Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang,” kata Dwikorita.

Terkait lahar gunung, ia pun menjelaskan, materials tersebut berasal dari sisa erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu yang masih mengendap di lereng bagian puncaknya, kemudian terbawa air hingga turut melanda tiga kabupaten/kota tersebut yang berada di sekitarnya.

“Jadi bukan saat itu Gunung Marapi erupsi tapi karena memang hujannya sangat deras, yang bahkan masih akan berlangsung hingga tanggal 22 Mei 2024 atau setidaknya dalam tiga hari ke depan,” imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]



Sumber: CNNINDONESIA : BMKG Rekomendasi Modifikasi Cuaca di Sumbar Kurangi Potensi Bencana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *