PDNS Diretas, Apa Upaya Pemerintah untuk Pulihkan Pelayanan Publik?

PDNS Diretas, Apa Upaya Pemerintah untuk Pulihkan Pelayanan Publik?


Pemerintah masih terus berupaya memulihkan Sebanyaknya layanan publik yang mengalami gangguan imbas peretasan Pusat Knowledge Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya. Apa saja yang dilakukan pemerintah?

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dalam unggahannya di akun resmi mereka di Instagram, mengungkap pemerintah terus berupaya memulihkan layanan publik yang terdampak serangan siber ransomware terhadap PDNS 2.

Unggahan tersebut Bahkan menginformasikan bahwa Pada Sekarang “Sebanyaknya layanan publik yang terganggu serangan ransomware kembali regular”.


Lalu, apa saja upaya yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan layanan publik?

Dalam unggahan tersebut terungkap setidaknya ada lima upaya pemerintah untuk memulihkan layanan publik yang terganggu akibat serangan ransomware yang dilancarkan gang Braincipher. Berikut daftarnya:

Pertama, proses pemulihan layanan melalui backup server dari chilly web site Btam dan diaktifkan pada fasilitas PDNS 1 dan Knowledge Middle Momentary milik penyedia.

Kedua, pengaturan backup knowledge dan layanan kementerian/lembaga/pemerintah daerah sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan layanan.

Ketiga, menyiapkan pengaturan terkait penempatan knowledge dan cadangan secara berlapis sesuai dengan tingkat klasifikasi knowledge mulai dari knowledge strategis, knowledge terbatas, Sampai sekarang knowledge terbuka.

Keempat, pemerintah melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Berniat terus Mengoptimalkan keamanan siber dengan Trik menyambungkan komando kendali BSSN.

Kelima, mengaktifkan Laptop Safety Incident Response Workforce (CSIRT) yang Berniat terus memantau upaya pengelolaan PDN dan backup knowledge.

Sebelumnya, PDNS 2 lumpuh sejak 20 Juni akibat serangan ransomware atau teknik peretasan dengan membobol sistem dan mengunci data-data yang ada di dalamnya. Akibat serangan ini, sebagian besar knowledge di pusat knowledge yang dihuni 282 institusi pemerintah pusat dan daerah terkunci dan tak bisa dipulihkan sejauh ini.

Pemerintah menyebut pelaku meminta tebusan US$8 juta atau sekitar Rp131 miliar untuk membuka kuncinya. Justru, Kominfo menegaskan tak Berniat membayar tebusan itu.

[Gambas:Instagram]

Belakangan, terduga pelaku peretasan PDNS 2, di Surabaya, ransomware gang Mind Chiper, mengaku Berniat Menyajikan secara cuma-cuma pembuka (dekripsi) knowledge yang dikunci imbas ransomware.

“Masyarakat Indonesia, kami meminta maaf atas fakta bahwa [serangan] ini berdampak ke semua orang,” menurut keterangan akun pengguna discussion board gelap, mind chiper, dalam bahasa Inggris yang diunggah oleh akun perusahaan intelijen siber StealthMole, Selasa (2/7).

“Kami Bahkan mohon terima kasih dan kepastian masyarakat bahwa kami Sudah mengambil keputusan tersebut secara sadar dan mandiri.”

[Gambas:Video CNN]




Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *