PBB Singgung ‘Neraka Iklim’, Ini Biang Kerok Suhu Bumi Terus Meningkat

PBB Singgung ‘Neraka Iklim’, Ini Biang Kerok Suhu Bumi Terus Meningkat

Jakarta

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan untuk segera melakukan penanganan pemanasan world demi menghindari ‘neraka iklim’. Hal ini menyusul setelah Badan Pemantauan Pergantian Iklim Organisasi Eropa (EU Local weather) pada Rabu menyebut setiap 12 bulan terakhir, suhu panas bumi mencapai Catatan Unggul tertinggi dalam sejarah dibandingkan tahun ke tahun.

Suhu rata-rata world selama periode 12 bulan Sampai sekarang akhir Mei Disebut juga 1,63 derajat Celcius, menjadikannya periode terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1940.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB bahkan mengatakan Pada Pada saat ini ada kemungkinan 80 persen, setidaknya satu dari lima tahun ke depan Akan segera menandai tahun kalender pertama dengan suhu rata-rata yang untuk sementara melebihi 1,5 derajat Celcius di atas suhu sebelumnya. Tingkat industri, naik dari peluang 66 persen tahun lalu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa pemicunya?

Emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil menjadi Dalang utama Pergantian Iklim yang mencapai Catatan Unggul tertinggi tahun lalu. Hal ini terjadi meski ada perjanjian world yang dirancang untuk mengekang pelepasan bahan bakar fosil dan perluasan pesat energi terbarukan.

Batubara, minyak, dan fuel masih Menyajikan lebih dari tiga perempat energi dunia, dengan permintaan minyak world yang tetap kuat.

Information iklim terbaru menunjukkan bahwa dunia masih jauh dari tujuannya untuk membatasi pemanasan Sampai sekarang 1,5 derajat Celcius, yang merupakan goal utama Perjanjian Paris tahun 2015, kata Wakil Sekretaris Jenderal WMO Ko Barrett.

“Kita Sangat dianjurkan segera berbuat lebih banyak untuk mengurangi emisi fuel rumah kaca, atau kita Akan segera menanggung akibat yang semakin besar dalam bentuk biaya ekonomi triliunan Nilai Mata Uang Asing, jutaan nyawa yang terkena dampak cuaca ekstrem, dan kerusakan besar terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati,” katanya Barrett dikutip CNA.

Sekalipun tahun lalu tercatat sebagai tahun kalender terpanas yang pernah tercatat, yaitu 1,45 derajat Celcius di atas suhu pra-industri, setidaknya satu dari lima tahun ke depan kemungkinan Akan segera lebih hangat daripada tahun 2023.

Para ilmuwan di Copernicus bahkan membeberkan Sebanyaknya dampak imbas tingginya suhu panas bumi, salah satunya seperti hilangnya es laut Antartika dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini terjadi berbarengan dengan information iklim secara keseluruhan sejalan dengan proyeksi bagaimana peningkatan emisi fuel rumah kaca Akan segera memanaskan planet ini.

“Kami belum pernah melihat hal seperti ini dalam beberapa ribu tahun terakhir,” kata Direktur Copernicus Carlo Buontempo.

“Dalang kekacauan iklim, industri bahan bakar fosil, meraup keuntungan besar dan menikmati triliunan Bantuan Pemerintah yang didanai pembayar Retribusi Negara,” kata Guterres.

Guterres Bahkan mendesak setiap negara untuk melarang iklan dari perusahaan bahan bakar fosil.

Sumber Refrensi Berita: Detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *