Pabrik di Jakarta Selatan Berniat Dimata-matai Sensor Pendeteksi Gasoline
Jakarta, CNN Indonesia —
Pembantu Presiden Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penanaman Modal (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pabrik-pabrik di sekitar Jakarta bakal dipasangi sensor untuk mendeteksi jenis gasoline yang dilepaskan Supaya bisa menekan polusi udara.
“Pabrik-pabrik yang ada di sekitar Jakarta kita Berniat kasih sensor, untuk kita ketahui gasoline apa yang dikeluarkan,” kata Luhut di Jakarta, Rabu (14/8) seperti dikutip dari Antara.
Ia menyampaikan hal itu dilakukan untuk mendeteksi gasoline yang dikeluarkan dari pabrik-pabrik, seperti dioksin atau zat berbahaya lainnya. Hal itu Dianjurkan dipantau secara ketat, karena dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
Ia menekankan bahwa rencana pemasangan sensor itu merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah dalam menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
Justru, Luhut Bahkan menekankan bahwa tanggung jawab ini tidak hanya berada di pundak pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
Luhut meminta masyarakat untuk Menyajikan masukan yang konstruktif terkait langkah-langkah ini, tanpa memperkeruh suasana.
Ia menekankan pula bahwa pemerintah tidak memiliki pilihan lain, Seandainya ingin menjaga kesehatan masyarakat dari dampak buruk polusi udara.
“Jadi saya mohon, kalau ada masukan silakan. Tapi jangan ribut-ribut, pemerintah lakukan ini, kita nggak ada pilihan, kalau Ingin bikin sehat, yang kita Dianjurkan lakukan,” ujar Luhut pula.
Bagi Luhut, rencana pemasangan sensor untuk mendeteksi jenis gasoline dari pabrik-pabrik sangat penting, pasalnya indeks kualitas udara di Jakarta berkisar antara 170 Sampai sekarang 200. Meski begitu, Ia tidak menjelaskan lebih rinci mengenai rencana tersebut.
Selain rencana pemasangan sensor untuk mendeteksi jenis gasoline dari pabrik-pabrik, pemerintah Bahkan mendorong percepatan implementasi penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur.
Luhut menambahkan, polusi udara Pernah menimbulkan dampak kesehatan yang serius, yang membuat pemerintah Dianjurkan mengeluarkan dana sebesar Rp38 triliun untuk biaya Perawatan masyarakat.
“Karena akibat (indeks kualitas) udara yang 170-200 indeks ini, itu banyak yang sakit ISPA. Kalian (wartawan) itu kena, saya Bahkan kena. Jadi ini beban kita rame-rame,” ujarnya lagi.
Sebelumnya, Luhut mengungkapkan rencana penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, di Cilegon, Banten, demi menekan polusi udara di Jakarta.
Menurut Ia, hal itu dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam mengatasi polusi udara khususnya di wilayah DKI. Untuk itu, pihaknya Berniat mengkaji mengenai hal tersebut, apalagi PLTU tersebut Pernah beroperasi lebih dari 40 tahun.
Ia mengatakan bahwa pihaknya Berniat segera melakukan rapat untuk menindaklanjuti rencana penutupan PLTU tersebut, sehingga indeks kualitas udara Jakarta bisa di bawah 100.
[Gambas:Video CNN]
(agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA