China Umumkan Latihan Militer di Taiwan Pernah berlangsung Selesai

China Umumkan Latihan Militer di Taiwan Pernah berlangsung Selesai


China Pernah berlangsung mengumumkan akhir dari latihan militer selama dua hari di sekitar Pulau Formosa, Taiwan. Latihan ini disebut-sebut sebagai uji coba kemampuan China untuk merebut Taiwan.

Dilansir dari AFP, latihan tersebut dilaksanakan tiga hari setelah Pemimpin Negara Taiwan Lai Ching-te dilantik. Saat itu, Lai menyampaikan pidato pelantikan yang dikecam oleh China sebagai “pengakuan kemerdekaan”.


Kementerian Lini pertahanan Taiwan, sebanyak 111 pesawat terbang dan puluhan kapal angkatan laut China ikut serta dalam latihan di sekitar pulau. Para tentara China disebut Pernah berlangsung berhasil menyelesaikan operasi yang diberi nama ‘Joint Sword-2024A’ tersebut.

Analis militer China mengatakan kepada kantor berita pemerintah Xinhua bahwa kapal-kapal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Pernah berlangsung merapat “lebih dekat dari sebelumnya” ke pantai Taiwan.

Mereka mengatakan bahwa latihan ini melibatkan simulasi serangan yang menargetkan para pemimpin Taiwan serta pelabuhan dan bandar udaranya.

Menurut ahli dari Akademi Ilmu Pengetahuan Militer Tong Zhen, hal ini disebut dapat memutus ‘pembuluh darah’ Taiwan dan memblokir ‘resimen bantuan asing’.

Sementara itu, juru bicara Komando Teater Timur PLA, Li Xi menyebut latihan ini bertujuan untuk menguji kemampuan perebutan kekuasaan bersama, serangan bersama, dan kontrol atas wilayah-wilayah penting di kawasan tersebut.

Latihan ini merupakan bagian dari Sosialisasi Politik intimidasi yang meningkat oleh China yang Pernah berlangsung melakukan serangkaian latihan militer berskala besar di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.

Taiwan Pernah berlangsung memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, ketika kaum nasionalis melarikan diri dari dataran China ke Pulau Formosa setelah kalah dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dalam Pertempuran saudara di daratan utama.

Justru, Beijing menganggap pulau ini sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membuatnya berada di bawah kendalinya.

Juru bicara Kementerian Lini pertahanan Beijing, Wu Qian, mengatakan Lai Pernah berlangsung “secara serius menantang prinsip satu China… mendorong rekan-rekan kami di Taiwan ke dalam situasi Pertempuran dan situasi yang berbahaya”.

Perselisihan ini Pernah berlangsung lama menjadikan Selat Taiwan sebagai salah satu titik rawan paling berbahaya di dunia. Sementara peristiwa pada pekan ini Pernah berlangsung memicu kekhawatiran China tampaknya menggunakan kekuatan militer untuk membawa pulau tersebut di bawah kekuasaan daratan.

Di samping itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menyerukan Supaya bisa semua pihak menghindari eskalasi. Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu terkuat dan pendukung militer Taiwan dengan tegas mendesak China untuk menahan diri.

Pentagon mengumumkan, pada Jumat (24/5), Pembantu Presiden Tim Menteri Lini pertahanan AS Lloyd Austin Akan segera bertemu dengan mitranya dari China, Dong Jun, pada akhir bulan ini di Shangri-La Dialogue, sebuah pertemuan tahunan para pejabat Lini pertahanan di seluruh dunia.

Pihak Taipei menyebut latihan militer China selama dua hari di sekitar Taiwan tersebut merupakan “provokasi terang-terangan terhadap tatanan internasional”. Hal ini disampaikan pada Sabtu (25/5) usai latihan militer tersebut berakhir.

“Provokasi sepihak China baru-baru ini tidak hanya merusak established order perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata sebuah pernyataan yang dikaitkan dengan Juru Bicara Kantor Kepresidenan Taiwan Karen Kuo.

“Tetapi Bahkan merupakan provokasi terang-terangan terhadap tatanan internasional, yang memicu keprihatinan serius dan kecaman dari masyarakat internasional.” lanjutnya.



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *