Asal-usul Atoko Level, Batu Berwarna Pertama di Mars

Asal-usul Atoko Level, Batu Berwarna Pertama di Mars


Robotic penjelajah Perseverance milik NASA menemukan batu berwarna di Kawah Jezero, Planet Mars. Bagaimana asal-usul batu berwarna di Mars ini?

Ini merupakan penemuan pertama batu berwarna, setelah bertahun-tahun eksplorasi Mars belum pernah menemukan batu berwarna.

NASA, dalam laman resminya, menjelaskan penemuan ini bermula setelah Perseverance memilih rute baru saat menjelajah Mars. Wahana antariksa ini memutar melalui padang pasir untuk menghindari batu-batu besar yang bakal menghambat perjalanannya.


Perubahan rute ini tidak hanya mempersingkat waktu tempuh untuk Ke arah space yang dijuluki Vibrant Angel, tapi Bahkan Menyediakan kesempatan bagi tim ilmuwan untuk menemukan fakta-fakta geologi yang menarik di sebuah aliran sungai purba.

Evan Graser, wakil perencana rute strategis Perseverance yang memimpin di Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, mengatakan timnya menggunakan citra rover untuk merencanakan perjalanan sekitar 30 meter sekaligus.

Mereka mengandalkan sistem navigasi otomatis Perseverance, atau AutoNav, untuk mengambil alih.

Sekalipun, seiring semakin banyaknya bebatuan, AutoNav sering kali memutuskan perjalanan tidak sesuai dengan keinginannya dan berhenti, sehingga memudarkan kemungkinan untuk tiba tepat waktu di Vibrant Angel.

Dengan panduan AutoNav, Perseverance menempuh jarak 200 meter Ke arah pemberhentian, Gunung Washburn. Tempat ini Merupakan sebuah bukit yang dipenuhi batu-batu besar, yang beberapa di antaranya belum pernah diamati sebelumnya di Mars.

Brad Garczynski, salah satu pemimpin misi sains ini, mengatakan di antara semua batuan ini, “ada satu yang Sungguh-sungguh menarik perhatian kami”.

Mereka kemudian menamai batu tersebut dengan nama Atoko Level.

Dengan lebar sekitar 45 cm dan tinggi 35 cm, batu berbintik-bintik dan berwarna terang ini terlihat menonjol di antara batu lainnya yang lebih gelap. Analisis oleh instrumen SuperCam dan Mastcam-Z dari Perseverance mengindikasikan batu tersebut terdiri dari mineral piroksen dan feldspar.

Dalam hal ukuran, bentuk, dan susunan butiran mineral dan kristalnya, dan kemungkinan komposisi kimianya, Atoko Level berada di degree yang berbeda.

Beberapa ilmuwan Perseverance berspekulasi bahwa mineral yang membentuk Atoko Level diproduksi di dalam tubuh magma di bawah permukaan yang kemungkinan terpapar di tepi kawah.

Tim berspekulasi batuan pucat itu Mungkin Sudah diangkut dari bagian lain di planet ini melalui sungai purba, atau terbentuk di bawah tanah oleh tubuh magma sebelum Kesimpulannya terungkap melalui erosi.

Para peneliti menambahkan bahwa Sekalipun Atoko Merupakan batu berwarna pertama yang terlihat di Mars, ia hampir Tidak mungkin tidak tidak Berniat menjadi yang terakhir. Pasalnya, Perseverance masih melanjutkan misinya Ke arah tepi Kawah Jezero.

Perseverance mendarat di Mars pada Februari 2021, dan sejak saat itu Sudah menjelajahi Kawah Jezero, sebuah wilayah yang diduga dulunya merupakan danau purba. Misi utama penjelajah ini Merupakan menemukan tanda-tanda kehidupan purba, dan Sudah mengumpulkan 24 sampel geologi untuk dipelajari.

Perjalanan Di waktu ini melalui Kawah Jezero merupakan bagian dari eksplorasi keempat Perseverance untuk menemukan mineral karbonat dan olivin di sepanjang tepi kawah. Di Bumi, karbonat biasanya ditemukan di permukaan dangkal danau air tawar, terbentuk ketika karbon dioksida bereaksi dengan air.

[Gambas:Video CNN]




Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *