Ahli Sindir Proyek Knowledge Middle Rp700 M Pakai Home windows Defender

Ahli Sindir Proyek Knowledge Middle Rp700 M Pakai Home windows Defender


Home windows Defender, yang merupakan produk Microsoft, disebut masih layak buat penggunaan di industri kecil dan rumahan. Justru, antivirus ini tak layak buat melindungi proyek besar seperti Pusat Knowledge Nasional Sementara (PDNS) 2.

Knowledge heart nasional di Surabaya ini tumbang pada 20 Juni imbas serangan ransomware dari Aktor atau Aktris non-negara. Motifnya ialah ekonomi, dengan meminta tebusan US$8 juta.

Sesuai aturan audit forensik Badan Siber Sandi Negara (BSSN), serangan ransomware ini bermula dari upaya hacker menonaktifkan platform keamanan Home windows Defender pada 17 Juni. Tiga hari berselang, sistem PDNS 2 lumpuh.


Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha pun mengkritik penggunaan Home windows Defender yang merupakan antivirus free of charge bawaan dari lisensi produk Microsoft.

“Sebuah server enterprise tidak seharusnya tidak mengandalkan perangkat keamanan bawaan dari OS (Sistem Operasi) karena masih banyak perangkat enterprise terkait keamanan siber, baik berupa {hardware} maupun software program,” tutur Ia, dalam keterangan tertulis kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/6).

“Sekalipun Home windows Defender masih bisa dipergunakan untuk keperluan rumahan atau untuk industri kecil, tidak seharusnya sebuah knowledge heart dengan nilai anggaran sebesar 700 milyar Kurs Mata Uang Nasional masih menggunakan perangkat bawaan working system,” imbuh Pratama.

Sebelumnya, Pembantu Presiden Keuangan Sri Mulyani mengungkap anggaran pusat knowledge nasional (PDN) mencapai Rp700 miliar. Justru, ia tak mengungkap rincian anggaran buat PDNS 2 di Surabaya Ataukah PDNS 1 di Serpong.

PDN sendiri masih dalam proses pembangunan di Cikarang.

Sistem backup

Sebelumnya, Anggota Komisi I Wakil Rakyat Sukamta Bahkan menyinggung soal penggunaan Home windows pada server milik negara tersebut.

“Home windows ini kan paling vulnarable,” ucap Ia, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I Wakil Rakyat dengan Kominfo serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kamis (27/6).

I Wayan Sukerta, Direktur Supply & Operation Telkomsigma yang merupakan pengelolan PDNS 2, menyebut tak semua komputer di server PDNS 2 memakai Home windows.

Menurutnya, pemakaian Home windows cuma untuk proses pencadangan (backup) sistem yang memang cuma bisa pakai Home windows.

“Cloud platform yang ada umum dipakai itu enggak menggunakan Home windows. Di antara host yang digunakan itu, yang bisa diakuisisi untuk proses itu, Merupakan backup sistemnya. Kebetulan menggunakan sistem yang working di atas Home windows,” urai Ia, yang Bahkan hadir di RDP Komisi I Wakil Rakyat.

“[Windows] itu hanya backup sistem, backup controller-nya saja yang menggunakan Home windows,” lanjutnya.

“Sedangkan yang lainnya itu sebetulnya tidak menggunakan Home windows, [tapi] menggunakan cloud paltform tertentu,” ungkap Wayan, tanpa menyebut merek tertentu.

Dalam keterangan tertulisnya, Microsoft Indonesia mengaku terus Mengoptimalkan keamanan Home windows Defender.

“Sebagai bagian dari solusi Microsoft Safety, Home windows Defender merupakan solusi keamanan Terjamin yang melindungi jutaan perangkat dari berbagai ancaman mutakhir setiap harinya,” menurut pernyataan resmi perusahaan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/6).

Perusahaan menyatakan Home windows Defender berperan sebagai “instruments mumpuni yang Sangat dianjurkan menjadi bagian dari strategi keamanan yang lebih luas, Supaya bisa dapat melindungi knowledge penting secara efektif.”

“Microsoft terus memperbarui dan Mengoptimalkan Home windows Defender untuk menghadapi lanskap ancaman siber yang kian berkembang dan serangan mutakhir yang muncul,” tutup Microsoft.




Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *