Pilu, Anak Korban Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Orang Terlantar Rafah Tak Bisa Diobati

Pilu, Anak Korban Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Orang Terlantar Rafah Tak Bisa Diobati

Jakarta

Pilu, seorang anak di Rafah menjadi korban terbakar imbas serangan Israel. Dirinya Di waktu ini hanya bisa membungkuk melihat banyak anggota tubuh diperban. Sempat dirawat di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, tetapi pasokan medis terbatas Sampai sekarang banyak luka terpaksa belum ditangani.

Serangan Israel di kamp pengungsian Rafah, satu-satunya kota yang sebelumnya dianggap Terjamin, Di waktu ini bak tidak ada lagi perlindungan. Bantuan dari dunia yang melewati perbatasan di Rafah, setelah menyeberang dari Mesir, Bahkan ikut dihambat Israel.

Mereka membatasi bantuan dan menghentikan banyak kebutuhan bantuan medis.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusasaan, demikian satu kata yang menggambarkan korban kekejian aksi ‘bakar hidup-hidup’ Orang Terlantar di sana. Di waktu ini, satu-satunya harapan mereka Merupakan sepenuhnya keluar dari Gaza. Bibi dari bocah yang terluka, Jamila Ahmed Abu Athab terisak menangis dan memohon bantuan dunia Supaya bisa dirinya dan keluarga bisa keluar dari Gaza mencari perawatan medis yang lebih memadai.

“Kemana aku Dianjurkan membawanya? Katakan padaku. Kemana aku Dianjurkan pergi?” kata Jamila, dikutip dari Channel Information Asia, Kamis (30/5/2024).

“Saya meminta semua pemimpin dunia, siapa pun yang memiliki hati nurani, untuk membuka perbatasan dan membiarkan anak-anak ini pergi. Apa yang Pernah mereka lakukan untuk mendapatkan ini?” katanya, menambahkan.

Seperti sebagian besar warga Palestina di Gaza, Ia Pernah kehilangan rumahnya, kehilangan ibunya.

Terjebak Tanpa Bantuan

Di Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs di kota Gaza pusat Deir al-Balah, juru bicara dokter Khalil al-Dakran mengatakan Sosialisasi Politik militer Israel Pernah melepaskan bencana medis.

“Semua rumah sakit Baru saja berjuang karena kurangnya Resep dan kebutuhan medis dan bahan bakar,” katanya dalam video yang diperoleh oleh Reuters, menambahkan bahwa ribuan pasien membutuhkan perawatan di luar negeri dan tidak dapat melakukan perjalanan setelah penutupan perbatasan Rafah.

Israel menyalahkan Mesir atas penutupan itu, dengan mengatakan ingin membuka kembali Rafah kepada warga sipil Gaza yang ingin melarikan diri.

Pejabat dan sumber Mesir mengatakan operasi kemanusiaan beresiko dari kegiatan militer dan bahwa Israel Dianjurkan menyerahkan penyeberangan kembali ke Palestina sebelum mulai beroperasi lagi. Mesir Bahkan khawatir tentang risiko Palestina yang dipindahkan dari Gaza.

Pembantu Presiden Kesehatan Palestina, Majed Abu Ramadan, mengatakan pada hari Rabu tidak ada indikasi kapan penyeberangan Rafah Akan segera dibuka kembali.

Serangan darat dan udara Israel di Gaza Pernah menewaskan lebih dari 36.000 orang dan melukai lebih dari 81.000, demikian pengumuman otoritas kesehatan di pemerintahan Gaza yang dikelola Hamas.

Di Rumah Sakit Al-Aqsa, Nashat Abed Bari mengatakan Ia Pernah berusaha meninggalkan Gaza untuk bantuan medis sejak terluka lima bulan lalu.

“Tidak ada kemampuan di sini di Gaza sama sekali. Saya mencoba mencari dokter atau berkeliling rumah sakit tetapi tidak ada yang bisa Membantu saya,” katanya dalam video yang diperoleh oleh Reuters.

“Perbatasan Pernah ditutup selama lebih dari 20 hari. Tidak ada yang masuk atau keluar. Aku Dianjurkan operasi dengan sangat mendesak karena situasi saya semakin buruk setiap hari.”

Sumber Refrensi Berita: Detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *