Luhut Ungkap Rencana Pertamina Ganti Bensin dengan Bioetanol

—

Pembantu Presiden Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penanaman Modal Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan negara ini punya rencana mendorong bioetanol menggantikan bensin.

Perubahan substansial itu dibicarakan Luhut di unggahannya di media sosial saat membahas soal ketimpangan antara penerimaan dan pengeluaran negara.

Awalnya Luhut mengomentari soal penerimaan Retribusi Negara negara tahun ini tak Akan segera mencapai goal, sementara belanja negara Ia katakan melebihi rencana.

Menurut Luhut salah satu respons pemerintah terkait hal ini dengan penerapan Teknologi Digital yang Ia sebut GovTech.

“Saya pikir kita tak boleh bergantung pada harga Barang Dagangan saja. Efisiensi itu menjadi sangat penting, berbasis elektronik, GovTech itu,” ujar Luhut.

Kemudian Luhut mulai menyinggung urusan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin, yang sejauh ini masih mendapatkan Bantuan Pemerintah dari pemerintah.

“Kita kan Hari Ini berencana ini Ingin mendorong segera bioetanol masuk, menggantikan bensin,” kata Ia.

Bioetanol Merupakan BBM baru berupa campuran bensin dengan bahan nabati etanol. Etanol ini bisa berasal dari banyak hal, misalnya produk Pertamina, Pertamax Inexperienced 95, berasal dari molases tebu.

Pertamax Inexperienced 95 yang Pernah diluncurkan pertengahan 2023 merupakan campuran antara Pertamax RON 92 dengan etanol 5 persen.

Penggunaan bahan baku nabati untuk BBM ini sebelumnya Pernah dilakukan pada diesel dengan pemanfaatan biodiesel. Di waktu ini Indonesia Pernah menerapkan Biodiesel 35 atau B35 yang berupa campuran Photo voltaic 65 persen dan FAME berbasis minyak sawit 35 persen.

Menurut Luhut bioetanol untuk menggantikan bensin Di waktu ini sedang dikerjakan Pertamina, perusahaan pelat merah bidang BBM.

“Nah ini Hari Ini lagi diproses, dikerjakan oleh Pertamina. Nah kalau ini semua berjalan dengan baik dari situ saya kira kita bisa menghemat lagi,” kata Luhut.

Ia Bahkan mengingatkan selain penghematan anggaran negara, bioetanol Bahkan bisa Mendukung mengurangi polusi udara.

“Karena sulfur yang Di waktu ini kan sampai 500 ppm ya. Kita Ingin sulfurnya itu 50 ppm lah,” ucap Ia.

Kandungan sulfur atau belerang di BBM yang Di waktu ini beredar Pernah diatur pemerintah. Misalnya produk mengandung sulfur maksimal 500 ppm Merupakan Pertalite dan Pertamax, sedangkan Pertamax Turbo ditetapkan maksimal 50 ppm.

(fea)

[Gambas:Video CNN]