Ahli Kritik Keras Jualan Sawit ‘Bonus’ Orang Utan ala Malaysia

Ahli Kritik Keras Jualan Sawit ‘Bonus’ Orang Utan ala Malaysia


Managing Director Borneo Futures Erik Meijaard menyebut rencana Malaysia menggunakan orang utan sebagai media Hubungan Luar Negeri sebagai langkah yang “sangat buruk.”

Menurut Meijaard, yang merupakan ilmuwan konservasi, Tindak Kejahatan orang utan ini agak berbeda dengan Hubungan Luar Negeri panda di China yang menjadi rujukan Malaysia.

“Ide Hubungan Luar Negeri orang utan dari Malaysia Merupakan ide yang sangat buruk. Perbandingan dengan Hubungan Luar Negeri panda dari China tidak legitimate karena tidak seperti panda, ada banyak orang utan di kebun binatang dan Kemungkinan tidak Berniat ada banyak permintaan dari kebun binatang internasional untuk mereka,” kata Meijaard kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/5).


Meijaard Bahkan mengatakan populasi orang utan di alam liar tidak bertumbuh, sehingga mengambil primata-primata ini untuk diberikan ke negara lain malah Berniat merusak konservasi orang utan.

“Faktanya, semua populasi orang utan yang Pernah berlangsung diteliti dan disurvei selama 30 tahun terakhir diperkirakan mengalami penurunan, yang berkaitan dengan hilangnya habitat dan tingkat perburuan dan Merenggut Nyawa yang tidak berkelanjutan,” tuturnya.

Malaysia tengah berencana menerapkan hadiah orang utan kepada negara-negara yang membeli minyak sawitnya. Kuala Lumpur mengusulkan inisiatif setelah terinspirasi dari kebijakan China, ‘Hubungan Luar Negeri panda’.

Kementerian Perdagangan Malaysia Johari Abdul Ghani mengatakan, dengan “Hubungan Luar Negeri orang utan”, Malaysia Berniat Menyajikan kera besar yang terancam punah itu kepada negara-negara yang membeli minyak sawitnya.

Terutama negara-negara pengimpor utama seperti Uni Eropa dan India.

“Dengan memperkenalkan ‘Hubungan Luar Negeri orang utan’, ini Berniat menunjukkan kepada dunia, bahwa Malaysia Setiap Waktu berkomitmen terhadap konservasi keanekaragaman hayati,” ujarnya dalam unggahan di platform media sosial X.

Jumlah orang utan

Orang utan Merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di daratan Asia. Primata ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu orang utan sumatera (Pongo abelii), orang utan tapanuli (Pongo tapanuliensis), dan orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus).

Menurut knowledge Discussion board Orang utan Indonesia (FORINA), orang utan kalimantan Di waktu ini berjumlah 57.360 ekor, orang utan sumatera berjumlah 14.710 ekor, sedangkan orang utan tapanuli berjumlah 760 ekor.

Forina, bersama dengan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melakukan Inhabitants and Habitat Viability Evaluation/ PHVA orang utan sumatera (Pongo abelii) dan orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus) sejak 2015.

Hasil analisis tersebut menemukan 71.820 individu orang utan di Pulau Sumatera dan Kalimantan, yang tersebar pada 51 metapopulasi di kawasan seluas 17.460.000 hektar.

Sementara itu, orang utan tapanuli hanya dapat dijumpai di Ekosistem Batang Toru, di Sumut. Jenis ini baru dinobatkan sebagai spesies baru pada November 2017.

Sementara itu, knowledge pink listing dari The Worldwide Union for Conservation of Natur (IUCN) menyebut populasi orang utan sumatera berjumlah 13.846 ekor, merujuk pada penelitian Serge Wich pada 2016.

Masih merujuk pada penelitian Wich, IUCN menyebut populasi orang utan tapanuli kurang dari 800 ekor.

Di sisi lain, IUCN tidak mengungkap secara Pernah berlangsung Tak perlu dijelaskan lagi berapa jumlah orang utan kalimantan. Sekalipun, sebuah pantauan udara di Sabah, Malaysia menyebut populasi orang utan kalimantan di negara tetangga mencapai 11 ribu ekor.



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *