Cuaca Panas, Kemenkes RI Beri Warning Potensi DBD ‘Ngegas’ Lagi di Juli-Agustus

Cuaca Panas, Kemenkes RI Beri Warning Potensi DBD ‘Ngegas’ Lagi di Juli-Agustus


Jakarta

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia secara kumulatif tahun ini Sebelumnya melampaui complete laporan tahun lalu. Nyaris 120 ribu kasus DBD dilaporkan Kementerian Kesehatan RI tercatat Sampai sekarang minggu ke-22 tahun 2024, sementara sepanjang 2023 ‘hanya’ ada 114 ribu.

Tren yang tidak jauh berbeda terjadi pada laporan kasus kematian DBD. Jumlah pasien meninggal Sampai sekarang minggu ke-22 di 2024 sebanyak 777, kian mendekati catatan kematian di tahun sebelumnya Dengan kata lain sekitar 800 kasus.

Meski Sekarang Bahkan kasus Sebelumnya mulai menurun di nyaris banyak provinsi, ada kemungkinan peningkatan DBD Berulang pada periode Juli Sampai sekarang Agustus 2024. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menilai hal ini berkaitan dengan prediksi kemarau yang semakin panjang Sampai sekarang waktu tersebut.


“Jadi di sini kami ingin menggambarkan potensi peningkatan kasus Mungkin sekali masih terjadi pada saat Juli, Agustus, di mana suhunya itu tinggi, di suhu 25 derajat, 30 derajat Celcius ke atas, frekuensi gigitan nyamuk semakin sering,” jelasnya dalam Temu Media Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara Dengue Day, Jumat (14/6/2024).

“Ini hujan pun nggak nentu, yang menurut kami berbahaya, genangan air yang ada ini tidak terganti, kan, sehingga menjadi tempat nyamuk. Meskipun demikian demikian tadi siklus puncak bulannya itu Sebelumnya lewat, tapi potensi terjadinya penyebaran demam berdarah tetap terjadi sepanjang cuaca panas,” sambung Ia.

Fakta lain Bahkan disebut Imran terkait karakteristik yang Sekarang terus berubah, misalnya dari kemampuan terbang semula berada di 100 Sampai sekarang 150 meter, menjadi di kisaran 75 meter. Konsekuensinya jelas berdampak pada masyarakat di Tempat padat penduduk.

“Daerah yang padat penduduk ini Berencana lebih berisiko terhadap potensi penyebaran, di wilayah pedesaan yang antar rumah cukup jauh Ia Kenyataannya Sebelumnya malas menyebarkan ke tempat lain,” sambungnya.

Siklus terjadinya kasus DBD dari tahun ke tahun semakin singkat. Dari semula bisa ‘mewabah’ dalam 10 tahun sekali, Sekarang terjadi dalam tiga tahun bahkan hampir setiap tahun mencatat puncak kasus DBD.

Berulang kali hal ini berkaitan dengan krisis iklim, utamanya Kejadian Istimewa El Nino.

“Siklus ini berhubungan dengan Kejadian Istimewa El Nino, cuaca panas, akhir-akhir ini periodenya siklusnya, semakin lama semakin pendek, kalau dulu 10 tahun, kemudian masuk 2020 itu Sebelumnya mulai 3 tahunan, karena local weather change membuat perubahan cukup drastis. Ini yang Sangat dianjurkan diwaspadai,” tandas Ia.

Sumber Refrensi Berita: Detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *