Mangkuk Jago, Mangkuk Para Kaisar

source : tionghoa
Jigangbei atau mangkuk ayam adalah lambang kemakmuran dan banyak rejeki.
Mangkuk jago memulai sejarahnya pada masa Dinasti Ming pada periode pemerintahan Kaisar Chenghua sekitar abad ke -15. Ketika itu, kaisar memesan 4 mangkuk bergambar ayam jago dan ayam betina pada pengrajin di daerah Jingdezhen, Propinsi Jiangxi. Daerah ini adalah desa pengrajin keramik khusus kekaisaran.
Di Tiongkok, pada zaman dahulu mangkuk ayam jago menjadi perangkat makan yang wajib ada dalam seserahan dalam upacara pernikahan. Masyarakat Kanton menyebutnya mangkuk jago ini sebagai Jigongwan. Sementara masyarakat bagian utara menyebutnya Gongjiwan. Dalam dialek Minnan atau tinggal di wilayah Tiongkok selatan memanggilnya Jijiaowan.
Kaisar ingin keramik pesanannya dibuat dengan teknik doucai, sebagai tanda cinta untuk sang permaisuri. Mangkuk tersebut terkenal dengan Jigangbei atau ‘cawan ayam’. Karena memang ada gambar ayam jago, betina, dan anak ayam. Bagi Budaya Tiongkok, ayam yang bermakna kemakmuran dan banyak anak, banyak rejeki.

Mangkuk ini memiliki makna simbolis, karena kata Ji, yang berarti ayam, memiliki kedekatan bunyi pengucapan kata Jia yang bermakna rumah. Selain gambar ayam, gambar pohon peoni melambangkan kekayaan, dan pohon pisang dengan daun lebar bermakna keberuntungan untuk keluarga.
Kaisar-kaisar Tiongkok begitu mencintai cawan ayam jago ini. Ketika turun ke generasi selanjutnya mangkuk ayam ini dipatok dengan harga mahal untuk gambar ayam jago. Bahkan sejarah mencatat, Kaisar Qian Long membuat puisi khusus yang memuja mangkuk ayam jago itu pada 1776.
Mulai Dinasti Qing, mangkuk ayam jago sudah diproduksi secara massal. Masyarakat kelas menengah hingga ke bawah di Tiongkok mampu membeli dan menggunakan mangkuk bergambar ayam. Pada awal abad 20, mangkuk ayam jago mulai go internasional. Mangkuk-mangkuk ini awalnya dibawa para perantau dan menyebar ke seluruh Asia Tenggara. Mangkuk ayam jago makin banyak diproduksi menggunakan teknik gambar manual hingga mesin.
Tapi untuk benda koleksi, mangkuk jago dari masa kekaisaran masih menjadi buruan bagi kolektor barang antik dunia. Menurut catatan mangkuk Chenghua yang hanya ada empat di dunia, pernah dilelang oleh badan lelang Sotheby di Hong Kong dan laku mencapai 36,3 juta dollar AS.